Bersama Team Judo Selangor Malaysia |
Viva Judo.
Subhan Prasandra, S.H
Ketua Umum
Bersama Team Judo Selangor Malaysia |
3 Emas & 1 Perak bagi Team Sambo Indonesia |
Bersama President Korea Sambo Federation |
Yang jelas, saya ingin mengucapkan Selamat terlebih dahulu kepada seluruh Team yang terlibat dalam kegiatan ini khususnya pengurus resmi Elite Judo Trisakti. Perjalanan ini merupakan salah satu program yang telah saya siapkan jauh-jauh hari untuk menyeleksi sekaligus mempersiapkan kader-kader anggota untuk bisa terlibat di Jepang terbuka dan Belanda terbuka di tahun 2012 mendatang. Jadi persiapan dan keseriusan kalian dalam program ini merupakan jembatan penghubung kepada program-program lainnya.
Dalam kesempatan kali ini, saya telah merekrut dan memilih beberapa senior untuk memimpin jalannya latihan selama latihan di Singapore. Mereka adalah Maulana Adriansyah (Pelatih teknik), Andi Irawan (Asst. Pelatih) dan Dhian Oktaviani (Pelatih Fisik). Adapun untuk pemimpin diantara wanita, saya telah mengajukan Siti Juwita sebagai Kapten team untuk program tahun ini.
Dan kabar gembira lainnya, bahwa SO NICE ternyata memiliki kepedulian terhadap program ini, hal ini dibuktikan dengan masuknya Sonice sebagai salah satu sponsor program kita tahun ini. Lumayanlah dapat Sozis wkwkwk !
Insya Allah selama kita berada di Singapura. Kita akan berkunjung ke 3 lokasi dojo yang berbeda yaitu Singapore Judo Federation Dojo, Budo Academy dan Bukit Timah Dojo. Karenanya, saya sangat menghimbau kepada seluruh anggota untuk menjaga sopan santun, etika dan tentunya nama baik perkumpulan Judo Trisakti.
Untuk program latihan kita selama berada disana, kita akan mengikuti pola dan program disana. Istilahnya sebagai tamu yang baik, kita wajib ikut peraturan disana. Namun, disamping kita ikut beragam program latihan disana saya pun sudah menyiapkan beberapa modul latihan yang mungkin bisa kita kerjakan.
Dibawah ini, merupakan program dan time line tentative yang sudah saya dan Andi siapkan. Kalian bisa mempelajari, atau bahkan mendownloadnya langsung buat kenang-kenangan hehehe !
Days | Program Schedulle | Time | Location
|
Wednesday 14th Sept | Briefing Depart to Singapore
| 03.30 pm | Soekarno Hatta Intl. Airport
|
Thursday 15th Sept | Physical Training
Rest & Lunch
Judo Training
Judo Training | 08.00 – 10.00 am
11.00 – 01.00 pm
03.00 – 05.00 pm
07.30 – 09.30 pm | Geylang
Budo Academy
Singapore Judo Federation Dojo
|
Friday 16th Sept | Physical Training & Basic Judo
Recreation
A Night to Remember Part 1
| 08.00 – 10.00 am
11.00 – 05.30 pm
07.00 – 09.30 pm | Budo Academy Dojo
Universal Studio
Orchard Road |
Saturday 17th Sept | Randori Day
Judo Session
A Night to remember Part 2
| 10 am – 12.00 pm
04.00 – 06.00 pm
07.00 – 10.00 pm | Singapore Judo Federation Dojo
Bukit Timah Dojo
Raffles Road |
Sunday 18th Sept | Shopping Time & City Walk
Depart to Jakarta | 07.00 – 12.00 pm
13.00 pm | Singapore
Changi Airport |
Selain itu, harap untuk memperhatikan beberapa poin penting dibawah ini :
Disiplin, loyalitas dan kemandirian, merupakan salah satu program yang sangat ingin saya terapkan kepada anggota perkumpulan Judo Trisakti, sehingga anggota tidak melulu dicecoki oleh prestasi dan keberhasilan di atas tatami. Saya ingin mereka mendapatkan pembelajaran lebih dari hal tersebut. Karenanya tidak salah bila saya memilih Singapore. Selain itu, dalam kunjungan kali ini, saya juga membawa rombongan yang cukup banyak terlebih rata-rata usia mereka masih di bawah umur sehingga saya menginginkan transportasi yang mudah dan tidak merepotkan saya dalam mambawa team hilir mudik, dan pilihan tersebut tentunya jatuh kepada MRT. Biar sedikit mahal selama nyaman, WHY NOT !
Dalam program kali ini, saya juga sudah menyiapkan beberapa kerjasama dengan beberapa klub judo lokal Singapore. Sehingga, saya tidak perlu lagi membuat seabrek program menjelang keberangkatan. Toh, tinggal datang, latihan dan randori seperti biasa. Menang kalah ya, tidak jadi masalah. Bahkan untuk pemilihan maskapai dan akomodasi selama berada di Singapore, kami telah sepakat untuk mencari harga di titik terendah alias murah. Sejelek-jeleknya penginapan disini, toh akan terasa lebih nyaman ketimbang tidur di barak tentara beserta nyamuk yang menemaninya wkwkwk !.
Adapun tema dan konsep yang lagi saya coba kembangkan dan terapkan adalah 60% fisik dan selebihnya teknik dan kesempatan latih tanding dengan pejudo-pejudo lokal Singapore. Untuk teknik judo, mungkin saya akan dibantu oleh beberapa pelatih lokal asal Singapore. Lagipula, teknik saya juga gak jelek-jelek amat hahaha. Sedangkan untuk latihan fisik, akan saya percayakan kepada Sdri. Dhian Oktaviani. Salah satu pejudo asal Propinsi Banten yang pernah menjadi personal trainer di Gold Gym. Sayang kan, kalau atlet berbakat tersebut disia-siakan kemampuannya. Meskipun masih masih muda, tapi apabila dia memiliki potensi, sudah sepatutnya kita berdayakan. (inilah salah satu kesalahan terbesar klub lokal Indonesia, yang masih berpedoman kepada usia ketimbang kemampuan).
Di sisi lain, tujuan sebenarnya program ini adalah memberikan kesempatan bagi mereka-mereka para anggota Perkumpulan Judo Trisakti yang berasal dari keluarga kurang mampu namun memiliki impian dan cita-cita untuk keluar negeri. Tidak ada salahnya kan, bila kita memiliki akses dan kemampuan untuk berbuat baik, lalu kemudian memberikan kesempatan tersebut kepada mereka yang membutuhkan atau lebih tepatnya menginginkannya. Niscaya, kebaikan akan berbalik kepada kita lagi…! Amin.
Di samping itu, program ini bertujuan pula untuk memilih beberapa kandidat yang bisa saya siapkan buat berlatih ke Tokyo dan Netherlands dalam waktu dekat ini. Dengan syarat teramat mudah dan kesempatan yang terbuka bagi siapa saja, saya yakin program ini dapat berjalan dengan baik.
Namun harap diingat, bahwa seluruh program ini tidak gratis. Semua membutuhkan biaya yang teramat besar dan pengorbanan yang tidak kecil. Kami sebagai pengurus, terutama saya pribadi harus siap gila dalam mencari dana. Puluhan bahkan ratusan proposal sudah saya layangkan kepada link-link strategis yang kami tahu. Penolakan bahkan cibiran (termasuk di dalamnya : Sindirian, cacian, makian bahkan fitnah dan sumpah serapah) dari klub-klub besar pun sudah menjadi makanan sehari-hari kami. Karenanya, maaf bilamana di keseluruhan program Elite Judo Trisakti. Saya hanya memilih dan memberangkatkan mereka-mereka yang loyal terhadap klub dan organisasi saja. Prestasi tidak mutlak di hadapan saya, karena prestasi bisa dibentuk oleh siapapun atau bahkan diraih seiring waktu. Namun kalau Loyalitas, ehm..sepertinya hanya atlet yang bermental baik saja yang sanggup memilikinya. Oleh karenanya, sudah saatnya kalian memilih studi di Kampus Trisakti ketimbang di kampus lain yang kaya akan gengsi hahaha….Promosi dikit !
Percayakah kalian, bahwa awal saya berpartisipasi di olahraga ini saya langsung menggunakan Sabuk hitam (salah satu tingkatan tertinggi di Judo). Kalian heran, begitu juga saya hahaha!. Karena saya ada waktu senggang, disini saya ingin mencoba membagi pengalaman saya, bukan pengalaman sebagai juara Judo (karena saya sering kalah tentunya wkwkwkwk), tapi lebih terfokus ke pengalaman saya yang lain yaitu pengalaman saya mempelajari hingga hobi dengan olahraga Judo.
Saya memulai olahraga Judo, tidak lama ketika dojo Toray Tangerang berdiri di dekat rumah saya waktu itu, tepatnya pada tahun 1994. Ketua Toray Judo Club pertama kali, siapa lagi kalau bukan Ayah saya. Beliau yang saat itu menjabat sebagai salah satu pimpinan di Toray Group dipercaya sebagai pelopor berdirinya salah satu dojo Kokoh dan mewah pada masa itu. Karenanya, sebagai pimpinan di perusahaan besar dan kebetulan menjabat juga sebagai Ketua Perkumpulan yang baru berdiri, malu rasanya bila tidak mengikutsertakan salah satu anggota keluarga sebagai “tumbal” nya. Dan tentunya pilihan tersebut jatuh ke saya !.
Seingat saya (sebelum kebanyakan di banting), saat itu saya masih duduk di bangku SD kelas 6 dan masih kurus-kurusnya. Ditawari sesuatu yang mengancam jiwa saya, tentu saja saat itu saya menolak keras menjadi tumbal. Pikir saya, gila..taruhannya nyawa nih ikut kaya gituan !. meski menolak pada akhirnya, tetap saja saya tetap dipaksa ikut latihan. Masih membekas di ingatan saya. Sensei yang pertama mengajari saya Judo yakni seorang Jepang bernama Mr. Nishikawa Sensei. kekar, jago, galak tapi berwibawa. Oh ya, kalian pasti masih penasaran kan, mengapa saya memakai sabuk hitam di awal latihan. Sebabnya saat itu, saya suka banget sama Ninja berbaju hitam wkwkwkw…!!! jadi karena adanya hanya sabuk hitam yang menganggur di rumah (punya sepupu yang latihan Boxer), ya saya pakai ajalah biar keren hahaha. Dan hari pertama latihan sukses saya dibantai makian bahasa Jepang dari Mr. Nishikawa wkwkwk.
Rekan latihan saya saat pertama kali latihan namanya Irdan Rahadian (Alm), waktu saya latihan, dia sudah memakai sabuk kuning dan udah jago judo (pejudo seangkatan saya pasti ikut setuju), dia salah satu andalan team Judo Jabar pada masa itu, selevel dengan Ira Purnamasari, Yofan Halim, Aimee, Yuli Yuliani, dan Hendy. Perlahan namun pasti saya telah keracunan judo, dan mulai menularkan virus Judo di SMP. Alhamdullilah, hingga kini teman-teman SMP dan SMA saya seperti : Ray Victory, Dicky Gunawan, Noviandri, Yophie Yudo, dan Gibran Fatarif Tody, yang saya tularkan Virus Judo masih terjalin hubungan yang sangat baik.
Lama berkecimpung di olahraga ini, menyadarkan saya bahwa penting sekali belajar beladiri di masa muda. Banyak sekali manfaatnya, selain bisa ditakuti orang :) kita pun ternyata bisa menggali potensi diri melalui hobi yang kita rintis. Berdasarkan kombinasi dan pemikiran kacau itu pulalah, pada akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka sebuah kelas judo, masih di lingkungan Toray Judo Club. Anggotanya datang dari temen-temen SMA adik saya, ternyata banyak juga pesertanya.
Memasuki masa kuliah di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, saya masih setia menggeluti Olahraga Judo. Kemudian mempelajari Aikido di bawah bimbingan langsung Ferdiansyah Sensei dari Keluarga Besar Aikido Indonesia (KBAI). Jujur saja, saya ikut Aikido karena saya terkesima dengan gerakan Steven Seagal, dia tidak pernah cidera saat berantem wkwkwk. Sayangnya, setelah latihan sekitar 3 tahun, ternyata tidak ada satupun teknik Aikido yang dapat diaplikasikan di Judo dan sebaliknya, saya jadi susah beradaptasi untuk dibanting secara sukarela di Aikido, karena system tubuh saya merespon untuk tidak mau dibanting dan selalu reflek menyerang balik (wkwkwk..judo banget dah), kecewa dengan hasil tersebut akhirnya saya memutuskan berhenti dan tetap melanjutkan Judo.
Pada tahun 2004, saya dan junior saya dari Toray Judo Club yakni Satria Rahman Danu. Mendirikan Judo di SMAN 1 Jakarta Pusat. Inilah momen kelahiran prestasi beberapa pejudo DKI seperti Frisma Wahdaniati, Indah Puspitasari, Zahra, Cici dan Susan Heledy. Meski seiring waktu, saat ini hanya Frisma Wahdaniati dan Indah saja yang masih melakukan latihan karena kesibukan masing-masing.
Tidak lama saya lulus kuliah, kedua adik saya yang atlet Judo, ternyata diterima juga di Universitas Trisakti. sehingga, tidak dibutuhkan waktu lama tepatnya ketika saya dan adik saya, Meirina Ulfah berhasil menggondol 2 medali emas dari 2 peserta dari Universitas Trisakti di ajang Kejurnas Judo Mahasiswa di Malang Jawa Timur. Saya dihadiahi sebuah ruangan dengan matras di Gedung Fakultas Hukum Lantai 9 Kampus A Universitas Trisakti. Di saat bersamaan, masuklah angkatan pertama dari Judo Trisakti seperti : Imam Munandar, SH., dan Andi Irawan, SH., yang tetap memberikan kontribusi bagi perkumpulan hingga saat ini. Inilah cikal bakal terbentuknya Elite Judo Trisakti.
Di Perkumpulan Judo Trisakti, imajinasi dan kreatifitas saya semakin tertantang untuk dikembangkan. Salah satunya dengan menyelenggarakan Kompetisi Judo Trisakti Open yang di awal pelaksanaannya begitu banyak mendapat cemohan dan cobaan dari klub-klub besar. Tapi, disinilah sebenarnya letak kekuatan kami sebagai team, semakin diledek semakin meledak. Siapa sangka, bahwa kompetesi yang saat itu dinilai 'ecek-ecek' sanggup bertahan hingga penyelenggaraan ke 5 di tahun 2011.
Ironisnya, dengan keberhasilan kami (bukan saya), banyak pihak terutama klub besar dari daerah sendiri yang masih mengkaitkan keberhasilan ini karena campur tangan dari Universitas Trisakti !. Oleh karenanya, demi untuk membuktikan potensi dan kesolidan tim panpel. Pada tahun 2009, saya kembali menyelenggarakan kompetisi judo Ganesa Cup di Toray Judo Hall. Kompetisi ini sekaligus sebagai Tribute saya selaku jebolan Toray Judo Club. Kompetisi ini berlanjut hingga tahun 2010 dan 2011 di salah mall terbesar di Kota Tangerang.
Saat ini, Elite Judo Trisakti (UKM Judo Trisakti bila di sebutkan di Kampus Trisakti), masih berdiri kokoh. Tentunya hal ini berkat kepemimpinan beberapa ketua yang memiliki tanggung jawab dan kepedulian yang sangat tinggi bagi tim. Inilah beberapa nama ketua, yang pernah menjabat sebagai ketua UKM Judo Trisakti :